Sunday, October 12, 2014

Usaha Ternak Sapi Potong Kelas Rumahan



Indonesia merupakan negara yang menempati urutan keempat untuk negara dengan populasi penduduk terbesar di dunia. Jumlah penduduk yang tinggi juga diikuti dengan meningkatnya konsumsi daging sapi, khususnya pada saat hari raya. Untuk mencukupi permintaan pasar yang semakin tinggi, usaha ternak sapi potong skala rumah perlu untuk dikembangkan.

Apalagi, Indonesia sampai saat ini masih terus kekurangan pasokan daging sapi sehingga harus impor dari negara lain. Upaya yang dianggap dapat memberi konstribusi yang berarti untuk roda perekonomian bangsa tersebut juga disinyalir bermanfaat untuk mewujudkan swasembada daging sapi di Indonesia.

Program usaha ternak sapi skala rumahan terbukti telah membawa perubahan signifikan, khususnya untuk peternak. Program ternak sapi skala rumah tangga di beberapa wilayah telah marak dilakukan. Dengan cara yang konvensional, para peternak sapi kelas rumahan itu dapat mengembangkan usahanya dengan keuntungan yang cukup besar.

Ternak sapi skala rumah tangga ini sebenarnya sudah lama dilakukan di beberapa wilayah seperti Jawa Timur, Jawa Tengah, dan wilayah Indonesia Timur. Penerapan sistem ini tidak hanya mendorong pertumbuhan produksi sapi potong di tanah air tetapi juga memberi pendapatan yang berlipat ganda pada peternak kecil sebagai mata pencaharian mereka.



Ternak sapi potong skala rumahan sangat ekonomis dilihat dari biaya pembuatan kandang dan biaya pemeliharaan. Karena berskala kecil, pembuatan kadang biasanya berbentuk tunggal. Namun, untuk mendapatkan sapi potong yang berkualitas, ukuran kandang sapi sebaiknya tidak jauh berbeda dengan ukuran kandang sapi untuk budidaya komersial. Demikian pula untuk proses pemeliharaan sapi potong dan masalah pakan ternak.

Para peternak sapi potong skala rumahan sebaiknya diberi pelatihan khusus untuk mematuhi standar pemeliharaan sapi potong berskala besar. Pelatihan tersebut mencakup pengetahuan untuk peternak dalam memilih bibit sapi potong seperti pemilihan tipe dan bentuk badan sapi potong.

Bibit sapi potong yang bagus adalah yang badannya berbentuk persegi panjang atau bulat silinder. Sedangkan bagian tengah, muka, dan belakang tumbuh sama kuat serta garis badan bagian bawah dan atas sejajar. Dengan pemilihan bibit yang berkualitas, daging sapi potong yang dihasilkan pun akan memiliki kualitas yang baik. Bahkan kualitasnya tidak akan kalah dengan sapi potong yang dibudidayakan oleh peternak skala besar.

Dalam jangka waktu 6 bulan, usaha ternak sapi potong kelas rumahan dapat memperoleh keuntungan antara Rp 4 juta sampai Rp 5 juta per ekor sapi potong. Padahal, setiap rumah tangga biasanya rata – rata memiliki 2 sampai 3 ekor. Jika harga bibit satu ekor Rp 6 juta sampai Rp 7 juta, sedangkan setelah dipelihara selama kurang lebih 6 bulan dan dijual laku antara Rp 10 juta – Rp 11 juta, peternak dapat memperoleh keuntungan Rp 4 juta – Rp 5 juta per ekor. Keuntungan ini juga dapat berlipat ganda pada saat hari raya tiba.

Itu baru keuntungan yang diperoleh dari sisi peternak. Jika dilihat dari sisi jumlah produksi ternak, misalnya ada 1000 peternak sapi skala rumah tangga dalam 1 kawasan dengan ternak sapi sebanyak 3 ekor dalam waktu 6 bulan setelah dipelihara akan tersedia 3000 sapi potong lokal yang siap konsumsi.

No comments:

Post a Comment