Monday, September 29, 2014

Budidaya Ikan Lele Di Kolam Terpal



Pada umumnya para peternak lele menggunakan kolam konvensional yang terbuat dari tanah atau semen. Namun cara beternak menggunakan kolam konvensional di rasa kurang fleksibel dan beresiko. Beternak Lele di Kolam Terpal menjadi solusi yang cukup jitu untuk menjawab permasalahan tersebut. Penggunaan kolam terpal memudahkan para peternak untuk mengembangbiakan ikan lele, selain itu Beternak lele menggunakan kolam terpal sangat cocok di terapkan bagi para peternak yang memiliki lahan yang tidak cukup luas.  Berikut keuntungan beternak lele menggunakan Kolam Terpal :
1. Praktis dan Mudah dibuat
2. Dapat menghindari pencemaran oleh tanah
3. Biaya lebih irit
4. Fleksibel dan mudah di bersihkan
5. Lebih mudah dalam hal pengontrolan air
Ada beberapa hal yang harus di perhatikan dalam pembuatan kolam terpal untuk budidaya ikan lele diantarnya untuk 100 ekor lele dibutuhkan kolam ukuran P = 2m x  L = 1m x T = 0.6m . Ukuran ini fleksibel jika anda ingin menambah lebih dari 100 ekor, tinggal dikalikan saja patokannya tetap pada ukuran 100 ekor lele.
Hal lain yang perlu di perhatikan yaitu sebelum menebar bibit lele ke dalam kolam, air kolam sebaiknya telah di isi oleh air yang kaya akan Plankton dan alga . Karena alga dan planktong merupakan makanan utama untuk ikan lele . Penambahan pakan pelet juga di sarankan untuk ikan lele .
Pergantian air kolam juga perlu di perhatikan jika beternak ikan lele di dalam kolam terpal. Meskipun Ikan lele cukup tangguh di dalam air kotor sekalipun, tetapi ini akan memberikan kualitas buruk untuk ikan lele. mengganti air kolam untuk menghindari air kotor dan berbau busuk.
Ketika ikan lele sudah berumur 1 bulan, lakukan pemisahan berdasarkan kualitas dan ukuran . Hal ini dilakukan agar lele tumbuh dan berkembang sama rata baik dari segi kualitas dan ukuran ikan lele.
Demikianlah artikel mengenai Tips Beternak Lele di Kolam Terpal. Jangan lupa untuk terus mengunjungi Binatang.Net untuk mengupdate terus informasi seputar dunia binatang. Semoga bermanfaat.

Budidaya Ikan Lele Organik Bagian 4

PROSESPEMANENAN
Meskipun pemanenan adalah hal sepele, tetapi dalam budi daya lele organic, pemanenan harus dilakukan dengan teknik khusus. Hal ini bertujuan untuk menjaga kondisi lele ketika dipanen. Perlu dicatat bahwa lele yang siap panen pada dasarnya lele yang masih sangat muda, tetapi berukuran besar. Hal ini berbeda dengan teknik budi daya lele konvensional pada umumnya (yang membutuhkan waktu 3bulan) dimana lele yang dipanen berusia tua. Dalam panen usia muda ini, lele harus diperlakukan dengan hati-hati. Jika kurang hati-hati dalam teknin pemanenan ini, maka lele muda tersebut akan pucat dan mati ketika berada dipasar. Oleh karena itu, lele harus diperlakukan dengan teknik panen budidaya lele organik.
Cara memaneh lele organic adalah:
1. Ketika memanen, upayakan tidak mengurangi air kolam. Sehingga pemanen cukup langsung masuk ke dalam kolam dan menggunakan jaring untuk menangkap ikan.]
2. Ketikaikan terangkat oleh jaring, pindahkan ikan ke dalam wadah atau drum, atau wadah tertentu yang telah dipersiapkan untuk penampungan sementara sebelum diangkut ke pasar. Wadah/drum/penampungan sementara tersebut harus diisi denganair yang komposisinya adalah 50% berasal dari air kolam yang dipanen dan 50%lainnya adalah air sumur. Tujuannya adalah agar ikan lele yang dipanen bisa beradaptasi dengan dengan air lain sebelum dipindahkan ke air yang disediakan tengkulak/pembeli.


3. Ketika sebagian besar lele yang dikolam telah terangkat, baru kemudian air kolam dikurangi untuk memudahkan menangkap sisa-sia ikan yang belum terangkat.
KELEBIHAN BUDIDAYA LELE ORGANIS
1. Bisa dilaksanakan di sekitar pekarangan rumah ( tidak membutuhkan lahan yang luas).
2. Tidak membutuhkan sirkulasimaupun pergantian air setiap hari.
3. Menghemat pengeluaran pakan hingga 40% lebih jika dibandingkan dengan teknik budi daya konvensional.
4. Masa panen lebih cepat,yakni 45 hari dari benih ukuran ayak 10-12 atau ukuran 7-9 cm.
5. Rasa daging ikan lebih kesat dan gurih di banding dengan teknik konvensional, serta sehat untuk dikonsumsi.

KELEMAHAN BUDIDAYA LELE ORGANIK
1. Membutuhkan tempat terbuka yang 80 % terkena pancaran sinar matahari langsung.
2. Membutuhkan air sumur atau air mata air yang steril dari zat atau bahan Kimia apapun.

Budidaya Ikan Lele Organik Bagian 3

TeknikPemberian Pakan
Dalam budi daya lele organic, pakan diberikan dua kali dalam sehari,yakni pagi antara jam 06.00-08.00 WIB dan malam hari antara jam 18.00-20.00WIB. Tujuan pemberian pakan dengan durasi 12 jam adalah:
  1. sistem pencernaan lele membutuhkan 12 jam untuk menghabiskan makanan yang telah dimakan sebelumnya, sehingga sirkulasi pencernaan baru akan normal kembali setelah 12 jam. Inilah yang menjadikan alasan mengapa durasi memberi pakan lele yang baik adalah selama 12 jam.
  2. Durasi pemberian pakan selama 12 jam sekali ini membantu untuk mengidentifikasi kondisi dan kesehatan lele. Harap dicatat bahwa kondisi lele yang sehat ditandai dengan nafsu makan lele yang terus b ertambah. Misal, jika hari ini lele dalam kolam menghabiskan makan 1 Kg, maka dipastikan esok hari lele akan menghabiskan 1 ¼ Kg sentrat fermentasi. Jika dalam 12 jam lele mengalami penurunan kuantitas makan, maka dipastikan lele tersebut bermasalah. Masalah bisa berupa penyakit ataupun berupa kondisi air yang PHnya telah menurun.
3. Pengelolaanair kolam
Kondisi air kolam sangat menentukan kesuksesan dan keberhasilan budi daya lele organic yang mengoptimalkan masa panen selama 45 hari setelah tebar dengan ukuran benih yang telah disebut diatas. Kolam yang ideal dalam budi daya lele organic dengan populasi lele yang padat (per meternya diisi 250-300 ekor) pada tahap awal penebaran benih adalah setinggi 30 cm. Setelah 10 hari pasca tebar penih, ketinggian air dinaikkan menjadi 40 cm. 10 kemudian, ketinggian air dinaikkan lagi menjadi 45 cm. 10hari kemudian dinaikkan menjadi 50 cm hingga menjelang panen.
Tujuandinaikkannya ketinggian air ini adalah:
a. menambah ruang gerak bagi lele yang ukurannya terus bertambah.
b. menyeimbangkan kehidupan mikroorganisme dan bakteri (mikroba) dalam kolam.
c. Menjaga PH air agar tidak rusak oleh kotoran lele yang terus bertambah (semakin lele besar, maka semakin banyak kotoran yang dikeluarkan).

Selain proses penambahan, proses yang tak kalah penting adalah proses pengenceran kolam. Yang dimaksud proses pengenceran adalah mengkondisikan air kolam yang telah pekat dengan kotoran dan akibatproses fermentasi (penguraian) sehingga PH air mengalami penurunan. Kolam yang pekat biasanya terjadi ketika lele bertambah besar dan jumlah kotoran yang dikeluarkan semakin banyak (antara umur 1 bulan pasca tebar benih sampaipanen). Kolam yang telah pekat memiliki ciri:
a. berwarna merah akibat zoo plankton yang jumlahnya minim akibat volume konsumsi lele yangcukup besar (karena lele bertambah besar dan jumlah pakan yang dibutuhkan maikn banyakl) dan kotoran lele yang jumlahnya besar.
b. Kolam mulai berbau sedikit menyengat.
c. Nafsu makan lele sedikit menurun.
Untuk menjaga stabilitas kolam yang mulai pekat tersebut, maka harus dilakukan proses pengenceran kolam. Pengenceran ini dilakukan dengan cara:
1. Memasukka nair steril (air sumur yang tidak tercampur limbah) ke dalam kolam dengan pembuangan air kolam yang mengalir, sehingga terjadi sirkulasi air yakni ketika air yang baru dari sumur tiba, air lama sebagian keluar. Pengenceran ini bisa dilakukan kapanpun, baik siang atau malam hari. Yang pasti, ketika kondisi air mulai bau, keruh, dan nafsu makan lele berkurang, maka saat itulah proses pengenceran ini dibutuhkan.
2. setelah pengenceran dilakukan, pada malam harinya berikan DJENIUS 21dengan takaran per meter perseginya 2-5 ml (setengah tutup botol DJENIUS 21). Misalnya, jika kolam berukuran 6x4, maka luasan perseginya adalah24 m2. Sehingga DJENIUS 21 yang dibutukan adalah antara 6-12 tutup botol.

Budidaya Ikan Lele Organik Bagian 2




Penebaran Benih

Setelah 15 hari dikondisikan, kolam siap diisi benih lele. Idealnya benih lele harus memperhatikan 3 hal, yakni Seumur, Seinduk, dan Seukuran. Untukkolam pembesaran ini, gunakan benih yang telah berukuran 12 jaring sortir atau benih yang panjangnya antara 5cm, 6 cm, 7 cm dan 8 cm (Pilih sesuai keinginan anda). Benih lele hendaknya diperlakukan secara hati-hati dan dimasukkan kekolam secara perlahan. Setelah itu sore hari diberi makanan tambahan berupa sentrat/peletyang telah di fermentasi denganHORMONE DJENIUS 21 (Dosis sesuai aturan dalam kemasan).
 BUDI DAYA PEMBESARAN DAN PERAWATAN
Budidaya Pembesaran lele organic terdiri dari:
1. TeknikPakan
Dalam budi daya lele organik, pakan adalah salah satu aspek pentingyang harus diperhatikan. Makanan pokok lele pada dasarnya adalah plankton yang hidup di kolam. Tetapi Lele juga membutuhkan nutrisi tambahan berupa proteindengan kadar yang cukup tinggi, untuk itu digunakan sentrat/pelet yang mengandung unsur yang dibutuhakan lele untuk mempercepat pembesaran. Hal yang tak kalah penting adalah proses fermentasi sentrat. Fermentasi sentratberfungsi untuk:
a. membantu proses penguraian bahan organic(sentrat/pelet) untuk meningkatkan nilai protein maupun karbohidratnya,
b. membantu bahan penguraian bahan organic kolam(mikroba kolam dan kotoran lele) sehingga menjadi bahan makan organik dalam bentuk planknton yang menjadi makanan tambahan alami lele,
c. memperbaiki proses pencernaan ikan melalui mikroorganisme hidup yang terkandung dalamHORMONE DJENIUS 21.

Adapunteknik Fermentasi pakan dilakukan dengan cara sebagai berikut:
  1. Pertama-tama campurkan 1 liter air dengan 1 tutup botol (10 ml) Hormone DJENIUS 21dan 1 tutup botol (10 ml) Tetes tebu. Aduk ketiganya hingga campur merata. Air yang telah dicampur HORMONE DJENIUS 21 dan Tetes Tebu berwarna cokklat kekuning-kuningan. Air ini kemudian disebut Air Campuran HORMONE DJENIUS 21. Setelah dicampur, masukkan campuran tersebut dalam botol atau tempat tertentu dan kemudian siap dicampur dengan pakan.
  2. Setelah air campuran siap, siramkan air campuran HORMONE DJENIUS 21 ke sentrat yang akan diberikan ke kolam. Takarannya, dalam 1 Kg sentrat siramkan air campuranHORMONE DJENIUS 21 sebanyak seperempat (1/4) liter. Setelah disiramkan ke sentrat/pelet, kemudian aduk sentrat/pelet hingga rata agar air campuran HORMONE DJENIUS 21 diserap merata oleh sentrat/pelet. Usahakan sentrat/pelet yang telah diaduk dengan air campuran tersebut kondisinya telah gembur dan tidak keras (Jika kurang gembur tambahkan kembali air campuran HORMONE DJENIUS 21). Setelah sentrat/pelet dicampur dengan Air Campuran HORMONE DJENIUS 21, diamkan sentrat/pelet tersebut selama 12 jam ditempat yang tidak terkena sinar matahari dan tidak tercampur dengan bahan kimia apapun, termasuk air hujan. Setelah 12 jam dibiarkan/difermentasikan, pakan siap diberikan ke kolam.
Notes:Pakan yang diaduk pagi hari idealnya diberikan pada malam hari, begitu jugapakan yang diaduk pada malam hari diberikan di pagi harinya.

Budidaya Ikan Lele Organik Bagian 1



BUDI DAYA LELE ORGANIK
Budidaya lele organis merupakan salah satu cara budi daya lele yang menitikberatkan padamikroorganisme kompleks di kolam. Mikroorganisme kompleks ini merupakan bahan pengurai organik sekaligus sebagai agen antagonis yang berfungsi sebagai pengendali penyakit tular air dan dapat digunakan sebagai bahan penghilang bau kurang sedap limbah budidaya Lele.

Budi dayalele organic dapat dijalankan melalui proses pengkondisian kolam pra penebaran benih. Adapun pengkondisian ini dapat dilakukan dengan cara:
I. PERSIAPANKOLAM
  1. Pembutan Kompos
Pembuatan Kompos dilakukan dengan bahan-bahan organic sebagai berikut:
1. Kotoran ternak
2. Bekatul
3. Arangsekam
4. Dolomit/Kapur pertanian
5. Tetes Tebu
6. DJENIUS 21
7. Air secukupnya
Cara pembuatan Kompos dalam perbandingan takaran 1 ton adalah sebagai berikut:
Kotoran sapi sebanyak 1 ton dicampur dengan bahan lain, yakni Bekatul1 Kw, Arang Sekam 1 Kw, Dolomit ½ Kw. Keempat bahan tersebut diaduk terlebih dahulu sampai merata dan campur. Selanjutnya, Air dalam kadar secukupnya dicampur dengan tetes tebu 1 liter dan DJENIUS 21(Dosis sesuai aturan dalam kemasan). Dari campuran air tersebut kemudian disiramkan ke bahan kotoran sapi yang telah dicampur dengan Bekatul, Arang sekam dan dolomite, kemudian diaduk rata.Setelah tercampur semua, idealnya kadar air (KA) antara 30-40%.
*Ket:Banyak air yang digunakan tergantung pada kondisi kotoran sapi. Jika kotoran sapi masih dalam kondisi basah, air yang digunakan tidak terlalu banyak.Sebaliknya, jika kondisi kotoran sapi kering, maka air yang digunakan sedikit banyak.
Setelah dicampur, kompos kemudian ditumpuk dengan ketebalan 40-50 cm. penumpukan ini berfungsi untuk proses fermentasi.Idealnya setelah ditumpuk, kompos didiamkan selama 15 hari tanpa ditutup terpalatau plastic agar sirkulasi udara pada waktu proses berjalan lancar. Hal lainyang tak kalah penting adalah pada waktu proses fermentasi ini, kompos tidak boleh terkena cahaya matahari langsung dan air hujan. Setiap 5 hari dalam15 hari fermentasi, kompos diaduk (dibolak-balik) secukupnya kemudian ditumpuk seperti kondisi semula tanpa campuran apapun.
  1. Pengkondisian Kolam
Pengkondisian kolam adalah salah satu proses yang cukup penting dalam budidaya lele organic. Fungsi pengkondisian kolam adalah untuk merangsang tumbuhnya ekosistem kolam yang melibatkan mikroorganisme dan bakteri yangberfungsi sebagai penyedia plankton, baik itu phytoplankton (protein hewani)maupun zoo plankton (protein nabati).
Pengkondisian kolam dilakukan dengan cara menebar kompos yang sudah diproses selama 15 hari di atas ke dalam kolam yang belum terisi air. Idealnya ketebalan kompos di dasar kolam adalah 5-15 cm. Setelah ditebar kompos kemudian diisi air setinggi 25-30 cm. Setelah diisi air di pagi/siang hari, sore harinya dimasukkan DJENIUS 21 (Dosis sesuai aturan dalam kemasan) ke dalam kolam. Kemudian kolam didiamkan selama 15hari. Dalam proses pengkondisian kolam 15 hari inilah ekosistem kolam yang melibatkan mikroba akan terbentuk dan membentuk siklus kehidupan dalam kolam.Setelah 15 hari biasanya kolam berwarna hitam kebiru-biruan dan terdapat banyaklarva serta kehidupan kecil lainnya (uget-uget).
*Notes: Untuk menjaga agar proses pengkondisian berjalan optimal,pastikan kolam tidak tercampur dengan Bahan Kimia apapun dan jangan jadikan kolam sebagai tempat pembuangan limbah air hujan dari atap genteng maupun limbah lainnya.

Pembenihan Lele Dumbo Bagian 3


5. Pemeliharaan Larva
- Setelah umur telur lebih dari 72 jam (3 hari setelah menetas), maka ijuk diangkat secara perlahan-lahan dari kolam penetasan telur
- Larva ikan yang baru menetas kondisinya masih sangat lemah, larva ini belum memerlukan pakan tambahan sampai kandungan kuning telur habis. Kandungan kuning telur akan habis setelah 4 hari menetas  (hari ke 5 – 6  setelah pemijahan), untuk menjaga mortalitas yang tinggi, aerasi tetap harus terpasang.
- Memberi Pakan larva
Setelah kandungan kuning telur habis, segera diberi pakan tambahan dari luar. Pakan yang diberikan harus sesuai dengan ukuran bukaan mulutnya. Pakan tambahan yang cocok diberikan adalah pakan alami atau pakan hidup berupa plankton, salah satunya kutu air atau yang lebih dikenal dengan sebutan Daphnia sp. Pemberian pakan lain berupa cacing rambut / cacing sutera / tubifek  dapat diberikan setelah larva berumur 11 hari.Pemberian pakan jenis ini diberikan secara adlibitum (sekenyang-kenyangnya). Jika kesemua pakan diatas tidak tersedia, pemberian kuning telur  yang telah direbus juga dapat diberikan, diberikan pada saat pagi dan sore dengan dosis pemberian 1 butir untuk 5000 ekor larva.
Jika umur benih yang dipelihara sudah mencapai # 1 bulan, pakan yang diberikan dapat berupa pellet yang digiling atau di blender dengan dosis 3 – 5 % dari berat total benih yang dipelihara Untuk mendapatkan benih ukuran 5 –  8 cm waktu pemeliharaan yang dibutuhkan adalah selama # 45 hari, untuk mendapatkan benih ukuran 8 – 12 cm waktu pemeliharaan yang dibutuhkan adalah # 60 hari. Jika benih yang kita pelihara sudah mencapai ukuran diatas, benih tersebut siap untuk dibesarkan ke kolam pembesaran.
Hal-hal yang perlu diperlu diperhatikan dalam pemeliharaan benih adalah kualitas air. Adapun kisaran kualitas air yang dianjurkan adalah :
* Suhu                                     = 22 – 30 0C,
* pH                                          = 6.5  - 8.5
* Kandungan oksigen terlarut   = 3 ppm
* Ketinggian air                       = 25 – 30 cm
Penggantian air wadah pemeliharaan mutlak harus dilakukan dengan melihat dari kondisi air yang ada, apabila sudah terlalu pekat dan kotor, maka air harus diganti.
Teknik penggantian air adalah air yang ada dikurangi secara perlahan-lahan, sisakan lebih kurang ¼ nya, kemudian tambahkan air yang baru (juga secara perlahan-lahan) sampai dengan kedalaman air normal.

Pembenihan Ikan Lele Dumbo Bagian 2



3. Memijahkan Lele Dumbo
- Isi bak pemijahan dengan air yang jernih dan bebas dari zat-zat kimia sampai dengan ketinggian 30 – 40 cm
- Masukkan ijuk yang telah disiapkan sebagai tempat menempelnya telur hingga menutupi 80% dari      permukaan air
- Masukkan induk lele yang sudah dipilih/diseleksi dengan perbandingan 1:1 dalam berat (artinya jika menggunakan induk betina seberat 1 kg, maka induk jantannya juga harus 1 kg).
- Proses pemijahan akan terjadi pada malam hari yang ditandai terlebih dahulu terjadi kejar-kejaran antara induk betina dan jantan mengitari ijuk. Pemijahan terjadi saat Induk betina  mengeluarkan telur dan induk jantan mengeluarkan sperma, terjadilah pembuahan sel telur oleh sperma.
- Amati pada pagi hari, jika telur-telur sudah dilepas dan menempel pada ijuk, induk ikan segera dipindahkan dan dikembalikan ke kolam pemeliharaan induk.
4. Menetaskan Telur
- Menyiapkan bak penetasan telur, bersihkan terlebih dahulu bak-bak tersebut dengan Kalium Permanganat
- Isi air bersih ke bak penetasan sampai setinggi 20 – 30 cm, kemudian pindahkan/bagikan secara merata telur yang telah menempel pada ijuk tadi. Posisi telur harus terendam didalam air.
- Amati telur-telur tersebut, setelah 24 – 28 jam telur-telur tersebut akan menetas, tergantung dari suhu air, semakin tinggi suhu air, semakin cepat telur menetas.
Larva ikan hasil penetasan telur masih sangat kecil dan lemah, badan transparan dan jika dilihat dengan mikroskop akan terlihat masih mengandung kuning telur.
Telur yang tidak terbuahi berwarna putih susu dan akan membusuk, sedangkan telur yang terbuahi akan berwarna kuning transparan.
- Untuk meningkatkan tingkat keberhasilan penetasan telur, sebaiknya diberikan aerasi dengan menggunakan aerator yang berfungsi untuk meningkatkan oksigen terlarut dalam air.

Pembenihan Ikan Lele Dumbo Bagian 1



PEMBENIHAN IKAN LELE DUMBO SECARA ALAMI
TEKNIK PEMIJAHAN
1. Menyediakan Media Pemijahan
a. Menyiapkan Bak Pemijahan
Bak yang dipergunakan cukup dengan ukuran 1 x 1.5 m – 2 x 3 m dengan tinggi 0.6 – 0.8 mtr, sebelum   digunakan bak terlebih dahulu dicuci dengan larutan KMN04 (Kalium Permanganat) dengan dosis 1 sendok teh dicampur dengan 3 liter air atau 5 gram / m3 air, setelah itu larutan dibuang dan bak dibilas dengan air bersih.
b.  Menyiapkan Ijuk sebagai tempat menempelnya telur
Ijuk yang digunakan adalah ijuk yang halus (sudah terpisah dari bagian yang kasar), ijuk sebelumnya dicuci bersih terlebih dahulu dan direndam dalam larutan Kalium Permanganat dan dijemur sampai kering.
c. Menyiapkan air pemijahan
Bak pemijahan diisi dengan air setinggi 30 – 40 cm, air yang digunakan adalah air yang jernih, bebas dari kotoran-kotoran dan zat-zat yang mengandung bahan-bahan kimia seperti : air kaporit, tawas, air sabun, dll
2. Menyiapkan induk lele
a. Merawat Induk lele
Induk yang akan dipijahkan harus diberi pakan yang baik agar dapat menghasilkan benih yang baik. Induk lele setiap hari diberikan pakan daging bekicot, keong mas, ikan rucah / pellet. Pemberian pakan dilakukan pagi dan sore hari dengan dosis 10% dari total berat badan induk yang dipelihara. Khusus untuk pellet, kadar protein yang diberikan diatas 30%. Kolam penampungan induk hendaknya dekat dengan bak pemijahan agar mudah menangkapnya,sebaiknya induk jantan dan induk betina ditempatkan terpisah
b. Memilih induk lele yang siap pijah
Beda induk ikan lele jantan dan betina adalah :
Induk Betina:
1. Induk lele betina tubuhnya lebih pendek
2. Mempunyai organ genital (alat kelamin) yang bentuknya bulat dan terbelah
Induk Jantan :
1. Tubuh lebih memanjang
2. Alat kelamin bentuknya memanjang
Ciri-ciri induk betina yang siap pijah :
* Bagian perut membesar dan lunak bila diraba
* Dubur dan organ genital terlihat berwarna merah
Ciri-ciri induk jantan yang siap pijah :
* Organ genital (alat kelamin) memerah dan meruncing, panjangnya sudah melampaui pangkal sirip ekor.

Budidaya Ikan Lele Dumbo


Lele dumbo adalah jenis lele yang prospek keuntungannya lumayan besar karena cara budidayanya yang mudah dan banyaknya permintaan ikan tersebut. Namun untuk budidaya ikan ini harus benar benar telaten dan sabar agar hasilnya memuaskan. Untuk CARA BUDIDAYA IKAN LELE DUMBO ini ada beberapa hal yang harus di lakukan antara lain yaitu sebagai berikut:


A.PERSIAPAN
  1. Buatlah kolam dengan dasar beton, dengan ukuran kurang lebih 10x8 meter dengan kedalaman 1,2 meter.
  2. berilah 2 lubang saluran air, yang terbuat dari bambu atau paralon, dan buatlah lubang untuk saluran masuk dan saluran keluar untuk menguras kolam 2/3 bagian permukaan kolam tertutup dengan anyaman bambu dengan renggang 3 cm, agar kolam terkena sinar matahari dan ikan tidak mudah lompat.
  3. kolam ditaburi dengan pupuk kandang, agar timbul tumbuhan tumbuhan kecil dan microba dan hewan kecil yang nantinya untuk makanan lele tersebut.
  4. Biarkan pupuk kandang mengering selama 5 hari setelah menjadi kompos baru kolam dialiri air.
B. PELAKSAAN.
  1. Taburi benih lele pada pagi hari kedalam kolam, dengan kepadatan 50 benih pertiap meter, untuk bibit umur 3 minggu dengan ukuran panjang 5 sampai 8 cm.
  2. Untuk makanan dapat menggunaka makanan alam yang berupa tanaman air dan binatang air, dan dapat juga untuk tambahan nutrisi dapat berupa bangkai, sisa daging, kotoran
  3. Untuk mencegah penyakit berikan makanan dari bekatul yang dicampur dengan antibiotik (tetracylin) dengan dosis 2 cc untuk 15 gram berat lele.
  4. Untuk penambahan vitamin, berilah makanan berupa daun-daunan seperti daun pepaya atau kangkung yang dipotong-potong.
  5. Untuk pengobatan lele yang sakit, rendamlah lele dengan larrutan metalin blue 1%
  6. Untuk pemberantasan hama dalam kolam, keringkan kolam sebulan sekali, dan semprot dengan larutan kolalium termagma.
C. PANEN.
Pengumutan hasil panen dapat dilakukan dengan cara mengeringkan kolam atau dijaring. Panen dapat dilakukan seetelah lele berumur kurang lebih 6 bulan setelah penebaran bibit.

Dalam Budidaya Ikan Lele Hal Harus Di perhatikan

Ada beberapa Hal Paling Penting Dalam Budidaya Ikan Lele ini yang biasa di lewatkan oleh para peternak ikan lele, dan hal tersebut biasa di anggap sepele dan tidak penting padahal hal tersebut sangat penting dan sangat berpengaruh terhadap hasil yang akan di dapatkan nya dalam beternak ikan lele ini. -



Kandungan protein yang terdapat pada ikan lele ini disinyalir telah menghipnotis para pecandu daging khusus nya, sehingga kebutuhan pasar akan daging ikan lele ini terus meningkat tajam dan membuat para peternak kewalahan dan kebanjiran pesanan. 

Hal terpenting yang harus di perhatikan yaitu :
supaya para peternak pemula tidak mengalami kegagalan dalam budidaya ikan lele ini, karena tidak sedikit orang yang gulung tikar dalam usaha ini  dan kebanyakan di alami oleh para pemula yang beluam paham atau belum jelas bagai mana cara budidaya itu. -
1. Pengairan
Meskipun ikan lele dapat berkembang di air yang bagai mana pun, tapi air ini perlu di perhatikan minimal 2 minggu sekali air yang terdapat pada kolam ikan anda harus di ganti dan cara nya tidak usah di ambil ikan lele nya tapi dengan cara di buang saja air yang ada melalui saluran pembuangan nya sambil di masukan air yang baru.
Hal ini kadang kala tidak di perhatikan oleh para peternak dan mereka hanya berpikir sekilas yaitu lele hidup nya bandel tenang saja di air yang bagai mana pun ikan lele tidak akan mati, dan hal itu memang benar karena lele menyukai air yang keruh dan kotor  tapi untuk budidaya lain lagi, karena kita usaha, jika kolam air tidak pernah di ganti memang ikan lele tidak akan mati tapi pertumbuhan nya yang telat.
2. Bibit ikan lele
Untuk mendapatkan hasil yang maksimal, kita harus pintar memilih bibit pilihlah bibit yang sehat dan tidak cacat. Dan saran saya sih untuk mendapat kan bibit yang berkualitas ini harus membelinya di tempat peternakan yang betul-betul di percaya jangan asal bibit saja karena jika asa-asalan saya jamin hasil nya pun tidak akan sempurna maka dari itu cari bibit yang benar-benar berkualitas tinggi jika anda ingin mendapatkan hasil yang sempurna.
3. Makanan ikan lele
Untuk menjaga supaya tidak kanibal, sebaik nya pola makan nya di atur sedemikian rupa yaitu bisa 2 kali sehari dan bisa juga 3 kali sehari tergantung kebutuhan saja,namun yang paling penting memberi pakan ikan lele ini jangan terlalu pagi karena permukaan air masih terdapat beberapa zat yang merugikan, jadi usahakan memberi makan nya di mulai setelah jam 9 pagi karena jam 9 permukaan air nya sudah tersinari matahari dan zat-zat yang merugikan nya itu sudah di serap oleh sinar matahari.
4. Pakan tambahan
Untuk menjaga kesehatan ikan lele selalu terjaga dengan baik, sebaik nya anda juga harus rutin memberi nya makanan tambahan yang ber nutrisi dan ber vitamin, salah satu nya bangkai ikan, ikan asin dan lain-lain.

Pakan Alternatif Untuk Lele



Membuat pakan ikan lele ini tidak sesulit yang anda bayangkan, kita tinggal menyiapkan beberapa bahan yang akan di gunakan untuk menjadi bahan campuran untuk pakan seperti tepung ikan, tepung kedelai, bungkoil kelapa, tepung jagung, tepung tapioka dan dedak halus.
Dan yang terpenting dalam membuat pakan ini jangan sampai kita mengurangi kandungan gizi yang biasa kita berikan pada ikan lele tersebut, yaitu dengan cara memberi takaran yang tepat dalam mencampur bahan – bahan nya.
Sementara untuk membuat makanan tambahan nya kita juga dapat menggunakan beberapa bahan makanan dari limbah atau dari kotoran hewan peliharaan lain nya seperti :
1. Limbah peternakan ayam
Pakan limbah ayam ini bisa kita dapatkan di berbagai kandang peternakan ayam, dan biasa nya ada saja ayam yang mati tiap hari nya dan biasa nya bangkai ayam ini di buang atau di bakar begitu saja, nah untuk itu kita bisa memanfaatkan nya untuk ternak ikan lele kita, dan cara memberikan nya jangan langsung cebur saja tapi bangkai ayam harus di proses terlebih dahulu yaitu dengan cara di bakar atau di rebus dengan tujuan untuk menghilangkan bakteri penyakit yang terdapat pada bangkai ayam tersebut.
2. Bekicot atau keong mas
Cara penyajian keong mas juga harus melalui proses yaitu dengan di rebus dulu, dan proses perebusan ini selain untuk menghilangkan bakteri penyakit di dalam nya yaitu bertujuan untuk mempermudah pelepasan cangkang dan supaya daging keong menjadi lebih empuk lagi.
3. Belatung
Untuk mendapatkan belatung yang berkualitas ini tidak lah sulit, kita siapkan saja ember atau wadah yang dapat menampung air, kemudian masukan beberapa bahan seperti ampas tahu, daun pisang, kotoran ayam, dan sisa ikan asin kemudian beri sedikit air dan aduk hingga rata setelah itu di tutup menggunakan daun pisang yang kering lalu simpan di tempat yang teduh dan biarkan sampai lalat bertelur di dalam ember tersebut.
4. Ikan curah
Untuk anda yang rumah nya dekat dengan tempat pelelangan ikan, anda bisa mendapatkan ikan curah nya di situ yang bisa diambil setelah pelelangan selesai, atau bisa juga dengan membeli ikan yang rusak atau cacat di tempat pelelangan itu.

Pemberian Pakan Ternak Ikan Lele

Untuk menjaga kesehatan ikan lele agar tumbuh dengan baik, kita harus memahami Tata Cara Pemberian Pakan Ternak Ikan Lele nya terutama saat usia ikan lele masih sangat kecil atau masih masuk kedalam kategori benih atau bibit, karena dalam masa itu adalah masa yang masih sangat rentan dan rawan terhadap serangan berbagai macam penyakit.



Waktu pemberian pakan
Untuk  mengatur pemberian pakan ini sebaik nya di jadwal yaitu pagi, siang dan sore hari, selain itu pemberian pakan jangan terlalu pagi karena menurut beberapa peneliti pemberian pakan yang terlalu pagi itu tidak baik karena sebelum jam 9 pagi permukaan kolam itu tercemar oleh beberapa zat yang merugikan, jadi pemberian pakan untuk ternak lele ini sebaik nya di lakukan setelah jam 9 sembilan dengan tujuan agar pencemaran yang terdapat pada permukaan kolam tersebut sudah menguap oleh sinar matahari.
Persiapan pemberian pakan
Agar ikan lele rakus dalam pola makan nya sebaik nya sebelum pelet di berikan bibis terlebih dulu pelet nya atau basuh dulu pelet nya dengan menggunakan air yang hangat dengan tujuan agar pelet dapat mengembang, selain itu jika lele sering mangkonsumsi pelet yang kering itu tidak baik untuk kesehatan lele tersebut karena pelet yang kering itu akan mengembang di dalam perut nya dan akan mengakibatkan kematian.
Cara  pemberian pakan
Cara pemberian pakan pelet apung yang benar yaitu dengan cara menebar pelet yang sudah di persiapkan dengan merata ke seluruh permukaan kolam. Sehingga ikan lele tidak berebut dan usahakan pemberian pakan ini harus dengan takaran yang tepat dan sesuaikan dengan isi atau jumlah ikan lele yang terdapat pada kolam tersebut.
Sedangkan untuk pelet yang tenggelam yaitu dengan cara yang berbeda, bila pelet apung dengan cara di tebar di seluruh permukaan kolam, pelet tenggelam tidak begitu yaitu dengan cara di tebar atau di simpan pada satu titik yang berbeda, begitu pula dengan pemberian pakan untuk benih ikan atau bibit yaitu dengan cara menebar cacing di titik-titik tertentu.
Jika memberi pakan tambahan seperti bangkai ayam, sebaik nya jangan langsung cebur saja tapi harus di proses terlebih dulu yaitu dengan di rebus dulu untuk menghilangkan bulu nya, selain itu cara pemberian pakan nya dengan cara di gantung dan di tenggelam kan ke dalam kolam ikan lele nya.

Budidaya Ikan lele Sangkuriang




Lele sangkuriang adalah salah satu jenis lele hasil dari persilangan antara beberapa jenis lele yang dianggap memiliki kualitas baik, sehingga dihasilkayang lebih baik disbanding jenis kedua induknya.
Lele sangkuriang ini merupakan perbaikan genetik melalui silang balik antara induk betina lele dumbo generasi kedua (F2) dan jantan lele dumbo generasi keenam (F6). Induk betina (F2) berasal dari keturunan kedua lele dumbo yang diintroduksi ke Indonesia pada 1985.
Dinamakan Lele sangkuriang karena pembiakan lele tersebut dilakukan di darah Pasundan, Sangkuriang merupakan tokoh legenda di daerah pasundan. Dikembangkan oleh Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Tawar (BBAT) Sukabumi.
Kelebihan Jenis lele sangkuriang dibandingkan dengan jenis lele lain yang adalah perkembangannya lebih cepat dibandingkan dengan jenis lele lain, hanya memerlukan waktu 2 bulan untuk bisa dipanen. Daya resistensinya terhadap serangan virus juga tinggi, hal tersebut telah diteliti oleh peniliti di BBAT.
Jenis ikan lele Sangkuriang ini lebih tahan penyakit. Karena itu petani mulai melirik mengembangkanbiakan jenis lele Sangkuriang di kolam-kolamnya. Para petani yang sebelum kerap dikesalkan dengan penyakit dan jamur mulai serius memelihara Sangkuriang untuk mengembangkan usahanya.
Lele sangkuriang yang dirilis sebagai varietas unggul oleh Menteri Kelautan dan Perikanan Rokhmin Dahuri pada 2004, ini juga memiliki daging yang lebih tebal dibandingkan dengan jenis lele lain yang sudah terlebih dahulu ada.
Walaupun bentuk ikan lele ini sejenis dengan lele dumbo. Namun dari ukuran dan kelezatan ikan lele Sangkuriang jauh berbeda, banyak konsumen yang sudah membuktikan hal itu.
Masa depan budidaya lele cukup cerah. Menurut keterangan dari salah seorang staf Ditjen Budidaya Perikanan Departemen Kelautan dan Perikanan ikan lele ini merupakan salah salah satu komoditi yang akan dijadikan unggulan dalam  Program Ketahan Pangan Nasional. Konsepnya kini sedang disiapkan. Kita tunggu saja bagaimana ntah sebagai regulator bekerja.
Ikan lele saat ini sudah digemari oleh kalangan bawah yang berkantong pas-pasan sampai kalangan atas atas yang memiliki isi kantong tidak terbatas. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono juga sempat mempromosikan dan Mempopulerkannya dengan menikmati hidangan ikan lele di kampung lele Boyolali, Jawa Tengah, tahun 2007.
Budidaya lele sangkuriang sangat menarik karena prospeknya yang baik, masyarakat sudah mengenal jenis lele sangkuriang sebagai jenis lele yang dagingnya lebih tebal, empuk dan gurih dibandingkan jenis lele lain.

Budidaya Lele AtauTernak Lele Bagian 3

Cara Pengaturan Air

Kualitas air kolam pendederan ikan lele perlu dijaga, cara paling efektif adalah penggunaan air mengalir sistem paralon secara kontinyu dengan debit air tidak terlalu besar. Debit air terlalu besar justru kurang baik untuk pertumbuhan maupun perkembangan ikan lele.
Pada ternak ikan lele pendederan, kualitas air tidak terlalu cepat menurun. Hal ini dikarenakan ukuran ikan masih sangat kecil, sehingga kotoran dari ikan belum begitu banyak. Pakan tambahan diberikan sebanyak 3-5% dari jumlah total berat benih lele peliharaan. Pakan ikan tambahan diberikan dalam bentuk tepung. Pemberiannya sebanyak tiga kali, yaitu setiap pagi, siang serta sore hari. Pemberian pakan lele jangan sampai berlebihan, agar sisa pakan tidak mengendap. Pengendapan pakan ikan di dasar kolam dapat menurunkan kualitas air kolam.

Pemberian Pakan Tambahan

Bibit ikan berukuran 1-3 cm belum dapat makan pelet dalam bentuk butiran sehingga di minggu pertama tidak perlu diberikan pakan ikan tambahan. Bibit lele akan memakan pakan alami yang telah tersedia di kolam, seperti plankton, kutu air (Daphnia sp.) ataupun cacingsutra (Tubifex sp.) Untuk itu, usahakan agar kolam ikan mengandung banyak pakan alami, misalnya dapat memberikan pupuk kandang fermentasi saat pembuatan kolam ikan. Setelah ikan lele memasuki minggu kedua sampai ketiga perlu diberi pakan tambahan dalam bentuk tepung. Pakan ikan diberikan sebanyak tiga kali, tiap pagi, menjelang sore serta malam hari. Pemberian pakan tambahan dilakukan sedikit demi sedikit, sampai tidak ada lagi bibit ikan yang mengejar pakan (sekitar 3-5% dari berat total).

Pengendalian Hama dan Penyakit Lele

Pada tahap ini, peternak lele harus betul-betul memperhatikan kesehatan ikan dari ancaman hama dan penyakit pengganggu selama budidaya. Jika tidak diperhatikan, bisa jadi usaha budidaya tidak akan mencapai hasil optimal seperti harapan. Larva atau benih lele yang masih kecil belum memiliki daya tahan sebaik ikan remaja atau dewasa. Pada ukuran ini, benih sangat rentan baik terhadap perubahan lingkungan maupun serangan hama dan penyakit lele. Serangan hama ikan lele sebetulnya kurang signifikan, namun tetap memerlukan perhatian. Sebaliknya serangan penyakit baik disebabkan karena faktor eksternal maupun internal justru sangat perlu mendapat perhatian serius agar hasil produksi mencapai titik optimal.
Hama pengganggu selama berternak lele pendederan meliputi ular, burung, kadal, serta katak. Usahakan pencegahan terhadap serangan hama-hama tersebut supaya tidak mudah masuk ke dalam kolam ikan. Pencegahan dapat dilakukan menggunakan anyaman bambu untuk menutup permukaan kolam. Selain itu juga harus dilakukan sanitasi lingkungan di areal kolam, agar kehadirannya dapat ditekan. Bila hama telah terlanjur masuk, harus segera dikeluarkan dari kolam ikan.
Pencegahan penyakit selama budidaya bisa dilakukan dengan menjaga kebersihan air serta pengaturan pH air. Kebersihan air perlu mendapat perhatian serius, karena jika air kolam kondisinya kotor, baik akibat pemberian pakan ikan secara berlebihan maupun sisa-sisa kotoran ikan, akan berpotensi menimbulkan serangan penyakit. Selain itu, usahakan nilai pH air tetap dalam kondisi optimal untuk menopang pertumbuhan benih atau larva lele, yaitu berkisar antara 6,5-6,8. Jika nilai pH air terlalu rendah, bisa ditambahkan kapur pertanian sesuai tingkat kebutuhan. Pengukuran nilai pH air bisa menggunakan kertas lakmus ataupun pH tester.
Apabila bibit lele menunjukan tanda-tanda terserang penyakit (terutama jamur), bisa diberikan malachite green oxalite 1-5 ml atau methylene blue 10 ml per 1 meter kubik air.

Budidaya Atau Ternak Lele Bagian 2

BUDIDAYA IKAN LELE TAHAP PEMBENIHAN

Kegiatan ini memfokuskan kegiatan budidaya pada pengadaan benih atau larva ikan. Adapun faktor utama penentu keberhasilan adalah kualitas induk ikan. Oleh karena itu, sebelum melakukan kegiatan ternak ikan lele subsektor pembenihan ini, terlebih dahulu harus melakukan survey untuk menyediakan induk ikan lele berkualitas. Indukan berkualitas akan menghasilkan benih atau larva ikan berkualitas pula sehingga perolehan keuntungan menjadi lebih optimal.


Secara teknis, kegiatan budidaya subsektor pembenihan dapat dilakukan dengan menerapkan beberapa teknik atau sistem budidaya, yaitu secara tradisional, semiintensif, maupun intensif. Budidaya pembenihan secara tradisional pada dasarnya merupakan teknik budidaya dengan memanfaatkan potensi maupun sumberdaya apa adanya, selain itu teknologi budidaya yang diterapkan biasanya berdasarkan pengalaman peternak ikan secara turun temurun. 

Sementara itu, pembenihan ikan lele secara semiintensif merupakan perpaduan dari teknik budidaya pembenihan lele secara modern atau intensif dengan teknik budidaya pembenihan lele tradisional. Pada kegiatan ini, peternak lele memanfaatkan potensi maupun sumberdaya seperti pada budidaya pembenihan ikan lele tradisional, tetapi teknik pelaksanaan kegiatan budidaya pembenihan sudah dilakukan secara intensif, terutama dalam hal proses pematangan gonad dari induk-induk ikan. Pada teknik budidaya pembenihan ikan lele semiintensif ini, peternak lele telah memanfaatkan kemajuan teknologi dengan cara penyuntikan kelenjar hipofisa pada induk-induk ikan. Untuk lebih jelasnya, telah kami ulas lebih terperinci dalam artikel lain,

Sedangkan teknik budidaya pembenihan ikan lele secara intensif merupakan kegiatan pembenihan lele yang dilakukan sepenuhnya memanfaatkan kemajuan teknologi, baik sumberdaya maupun teknik budidaya yang diterapkan. Berhubung kami belum bisa mengumpulkan referensi secara lengkap mengenai teknologi budidaya pembenihan ikan lele secara intensif, maka kami belum bisa menyajikan informasi tentang hal itu. Selain itu, dengan mempertimbangkan faktor kecukupan modal peternak, akan lebih rasional untuk menerapkan teknologi budidaya pembenihan ikan lele secara tradisional maupun semiintensif.

KEGIATAN BUDIDAYA LELE PENDEDERAN

Usaha ternak ikan lele tahap pendederan pada intinya merupakan kegiatan pemeliharaan lele mulai dari memelihara benih atau larva ikan berukuran 1-3 cm, yang dihasilkan dari kegiatan budidaya subsektor pembenihan ikan lele hingga mencapai ukuran 3-5 cm. Biasanya kegiatan budidaya tahap ini memerlukan waktu kurang lebih 2-3 minggu. Selain itu, teknik ternak ikan lele tahap pendederan biasanya meliputi beberapa kegiatan, diantaranya penebaran benih lele, pengaturan air, pemberian pakan tambahan, pengendalian hama dan penyakit ikan lele, serta kegiatan panen. Hasil panen tahap pendederan lele selanjutnya dipelihara lagi pada tahap pembesaran, proses ini bisa dilakukan baik di kolam terpal, kolam tanah, maupun kolam tembok (semen).

Penebaran Bibit Lele

Penebaran bibit lele tahap pendederan sangat rentan terhadap kematian, terutama diakibatkan stress maupun luka saat penangkapan atau pengangkutan ikan. Padat penebaran lele antara 500-700 ekor/m2. Sehingga untuk kolam seluas 10 m2 bisa ditebar bibit ikan sebanyak 5.000-7.000 ekor. Penebaran bibit lele harus dilakukan dengan sangat hati-hati agar resiko dapat diminimalisir, berikut cara penebaran bibit ikan lele untuk mengurangi resiko stres maupun luka akibat pemanenan dan pengangkutan :
  • Pemindahan bibit lele sebaiknya dilakukan pagi hari atau sore hari saat suhu air belum terlalu tinggi. Tujuannya adalah untuk mempercepat proses adaptasi bibit lele tebaran di lingkungan barunya. Jika pemindahan bibit dilakukan saat siang hari, apalagi jika terik matahari tinggi, bisa dipastikan bibit ikan banyak mengalami stress yang mengakibatkan tingkat kematian sangat tinggi.
  • Pengambilan bibit lele dilakukan menggunakan jaring dengan ukuran net rapat serta lembut. Tujuannya adalah agar bibit ikan lele tidak banyak mengalami kerusakan sehingga menimbulkan stress saat dilakukan penangkapan. Penangkapan menggunakan jaring kasar dikhawatirkan akan melukai tubuh bibit. Jika tubuh atau kulit ikan mengalami gesekan dengan benda kasar bahkan sampai terjadi luka atau lecet, akan mempengaruhi daya hidup saat dipindahkan ke kolam pemeliharan lain.
  • Bibit ikan lele hasil tangkapan kemudian ditempatkan di wadah yang sudah diisi air dari kolam yang akan digunakan sebagai tempat penebaran larva atau benih. Penggunaan air pada kolam penebaran larva lele bertujuan meningkatkan daya adaptasi benih di tempat barunya. Jika jarak kolam pendederan tersebut tidak cukup jauh, maka bisa menggunakan wadah berupa ember. Namun bila jaraknya lumayan jauh, sebaiknya bibit ikan hasil tangkapan terlebih dahulu dikumpulkan dalam hapa agar sirkulasi oksigen tetap terjamin. Sedangkan pemindahannya bisa menggunakan kantong plastik berisi oksigen.
  • Setelah wadah cukup penuh, bibit lele segera dipindah ke kolam penebaran secara hati-hati. Cara penebarannya adalah, wadah dimasukkan dalam kolam pendederan perlahan-lahan sampai air kolam masuk ke dalam wadah. Dengan cara demikian bibit lele yang baru dipindahkan akan berenang keluar dari wadah dengan sendirinya. Cara tersebut cukup efektif untuk mengurangi resiko bibit ikan lele mengalami stres di lingkungan perairan barunya.

Budidaya Lele AtauTernak Lele Bagian 1

Budidaya Lele (Ternak Lele) 
Ikan lele merupakan salah satu komoditas perikanan yang memiliki potensi serta peluang bisnis cukup menjanjikan. Disamping cara budidaya cukup mudah, komoditas perikanan ini juga sangat digemari oleh berbagai kalangan. Seperti kita ketahui bersama, bahwa hampir semua kios-kios penjual pecel lele selalu dipadati oleh pengunjung. Hal ini membuktikan bahwa cita rasa masyarakat terhadap komoditas ikan lele cukup tinggi. Selain harganya murah, tekstur daging maupun kelezatannya secara umum cukup istimewa.

PELUANG BUDIDAYA

Berternak ikan lele mempunyai peluang usaha cukup menjanjikan mengingat selera konsumen sangat tinggi akan jenis ikan ini. Beberapa kelebihan dari komoditas ikan lele diantaranya adalah tekstur dagingnya cukup kenyal, tidak banyak tulang diantara dagingnya sehingga memudahkan orang saat sedang mengkonsumsinya, ikan lele juga memiliki kandungan protein cukup tinggi (bisa dijadikan sebagai salah satu sumber protein alternatif). Disamping harganya terjangkau, juga memiliki cita rasa cukup enak, sehingga banyak digemari masyarakat. Dengan berbagai kelebihan tersebut, tidak mengherankan jika semakin hari permintaan ikan lele semakin meningkat. Apalagi sekarang banyak dijual produk-produk makanan olahan berbahan dasar lele, hal tersebut tentunya akan semakin meningkatkan konsumsi masyarakat akan ikan lele.

Tingginya permintaan konsumen, baik lokal maupun internasional, menjadikan potensi agribisnis budidaya ikan lele semakin terbuka lebar dari hari ke hari. Melihat fenomena ini, tidak mengherankan jika masyarakat berbondong-bondong mulai mencoba menjalankan bisnis ternak ikan lele. Disamping peluang pasar cukup besar, kegiatan budidaya juga dapat dilakukan oleh setiap orang, karena teknik budidaya yang diterapkan cukup mudah serta kebutuhan modal selama proses budidaya juga tidak begitu tinggi.

Usaha budidaya ikan jenis ini selain dapat dilakukan sebagai salah satu usaha utama, juga dapat dijadikan sebagai usaha sampingan. Salah satu faktor paling menentukan keberhasilan usaha budidaya ini adalah kedisiplinan. Oleh karena itu, jika kegiatan budidaya akan dijadikan sebagai usaha sampingan, sebaiknya peternak lele harus mencari tenaga kerja berkedisiplinan tinggi. Jika tidak, dikhawatirkan usaha budidaya akan terbengkelai sehingga berakibat terhadap kemungkinan terjadinya kegagalan dalam berternak. Selain disiplin, penguasaan teknik dan cara budidaya yang benar juga menjadi faktor penting selama proses budidaya, terutama harus dikuasai oleh peternak lele. Jika kedua faktor telah dipenuhi maka besar kemungkinan usaha ternak ikan lele akan menuai hasil tinggi.

LINGKUP KEGIATAN BUDIDAYA IKAN LELE

Ternak ikan lele merupakan kegiatan agribisnis perikanan (pertanian dalam arti sempit) yang menitikberatkan pada usaha produksi ikan lele mulai dari pembenihan hingga masa panen. Berdasarkan bentuk kegiatannya, budidaya ikan ini dibagi beberapa subsektor, yaitu budidaya subsektor pembenihan, pendederan, maupun subsektor pembesaran lele. Pada budidaya subsektor pembenihan ikan lele, orientasi kegiatan budidaya terutama bertujuan menghasilkan benih yang akan dipelihara di subsektor pendederan lele. Sedangkan budidaya subsektor pendederan berorientasi menyediakan benih lele siap dipelihara di kolam pembesaran. Sementara itu, budidaya subsektor pembesaran memiliki orientasi kegiatan menghasilkan produk siap konsumsi.

Artikel ini akan membahas mengenai cara berternak lele secara umum, mulai dari teknik budidaya pembenihan sampai pembesaran ikan lele. Seperti telah dikatakan bahwa berternak ikan lele merupakan salah satu kegiatan budidaya perikanan yang perlu mendapat perhatian serius. Selain karena permintaan pasar sangat tinggi, baik konsumsi nasional maupun ekspor, kegiatan usaha budidaya juga bisa dilakukan di lahan sempit sehingga dapat mengoptimalkan lahan sempit di sekitar kita. Sebelum berternak ikan lele, sebaiknya perlu dipahami terlebih dahulu mengenai ikan lele itu sendiri. Hal tersebut terutama difokuskan pada karakteristik, morfologi, maupun kebiasaan hidup ikan, baik di dalam kolam pemeliharaan maupun di alam bebas. Namun, pada artikel ini kami tidak membahasnya lebih lanjut. Mengenai informasi seputar morfologi, syarat hidup, maupun kebiasaan hidup ikan,