Monday, September 29, 2014

Budidaya Ikan Lele Organik Bagian 3

TeknikPemberian Pakan
Dalam budi daya lele organic, pakan diberikan dua kali dalam sehari,yakni pagi antara jam 06.00-08.00 WIB dan malam hari antara jam 18.00-20.00WIB. Tujuan pemberian pakan dengan durasi 12 jam adalah:
  1. sistem pencernaan lele membutuhkan 12 jam untuk menghabiskan makanan yang telah dimakan sebelumnya, sehingga sirkulasi pencernaan baru akan normal kembali setelah 12 jam. Inilah yang menjadikan alasan mengapa durasi memberi pakan lele yang baik adalah selama 12 jam.
  2. Durasi pemberian pakan selama 12 jam sekali ini membantu untuk mengidentifikasi kondisi dan kesehatan lele. Harap dicatat bahwa kondisi lele yang sehat ditandai dengan nafsu makan lele yang terus b ertambah. Misal, jika hari ini lele dalam kolam menghabiskan makan 1 Kg, maka dipastikan esok hari lele akan menghabiskan 1 ¼ Kg sentrat fermentasi. Jika dalam 12 jam lele mengalami penurunan kuantitas makan, maka dipastikan lele tersebut bermasalah. Masalah bisa berupa penyakit ataupun berupa kondisi air yang PHnya telah menurun.
3. Pengelolaanair kolam
Kondisi air kolam sangat menentukan kesuksesan dan keberhasilan budi daya lele organic yang mengoptimalkan masa panen selama 45 hari setelah tebar dengan ukuran benih yang telah disebut diatas. Kolam yang ideal dalam budi daya lele organic dengan populasi lele yang padat (per meternya diisi 250-300 ekor) pada tahap awal penebaran benih adalah setinggi 30 cm. Setelah 10 hari pasca tebar penih, ketinggian air dinaikkan menjadi 40 cm. 10 kemudian, ketinggian air dinaikkan lagi menjadi 45 cm. 10hari kemudian dinaikkan menjadi 50 cm hingga menjelang panen.
Tujuandinaikkannya ketinggian air ini adalah:
a. menambah ruang gerak bagi lele yang ukurannya terus bertambah.
b. menyeimbangkan kehidupan mikroorganisme dan bakteri (mikroba) dalam kolam.
c. Menjaga PH air agar tidak rusak oleh kotoran lele yang terus bertambah (semakin lele besar, maka semakin banyak kotoran yang dikeluarkan).

Selain proses penambahan, proses yang tak kalah penting adalah proses pengenceran kolam. Yang dimaksud proses pengenceran adalah mengkondisikan air kolam yang telah pekat dengan kotoran dan akibatproses fermentasi (penguraian) sehingga PH air mengalami penurunan. Kolam yang pekat biasanya terjadi ketika lele bertambah besar dan jumlah kotoran yang dikeluarkan semakin banyak (antara umur 1 bulan pasca tebar benih sampaipanen). Kolam yang telah pekat memiliki ciri:
a. berwarna merah akibat zoo plankton yang jumlahnya minim akibat volume konsumsi lele yangcukup besar (karena lele bertambah besar dan jumlah pakan yang dibutuhkan maikn banyakl) dan kotoran lele yang jumlahnya besar.
b. Kolam mulai berbau sedikit menyengat.
c. Nafsu makan lele sedikit menurun.
Untuk menjaga stabilitas kolam yang mulai pekat tersebut, maka harus dilakukan proses pengenceran kolam. Pengenceran ini dilakukan dengan cara:
1. Memasukka nair steril (air sumur yang tidak tercampur limbah) ke dalam kolam dengan pembuangan air kolam yang mengalir, sehingga terjadi sirkulasi air yakni ketika air yang baru dari sumur tiba, air lama sebagian keluar. Pengenceran ini bisa dilakukan kapanpun, baik siang atau malam hari. Yang pasti, ketika kondisi air mulai bau, keruh, dan nafsu makan lele berkurang, maka saat itulah proses pengenceran ini dibutuhkan.
2. setelah pengenceran dilakukan, pada malam harinya berikan DJENIUS 21dengan takaran per meter perseginya 2-5 ml (setengah tutup botol DJENIUS 21). Misalnya, jika kolam berukuran 6x4, maka luasan perseginya adalah24 m2. Sehingga DJENIUS 21 yang dibutukan adalah antara 6-12 tutup botol.

No comments:

Post a Comment