Sunday, September 28, 2014

Cara Bertenak Burung Puyuh Bagian 1


Cara Bertenak Burung Puyuh

PENDAHULUAN.
 Burung puyuh merupakan salah satu jenis ternak unggas yang cocok untuk dibudidayakan, baik sebagai usaha sambilan maupun usaha komersial. Sebab telur dan dagingnya semakin populer dan dibutuhkan sebagai salah satu sumber protein hewani yang cukup penting. Burung puyuh pada mulanya memang kurang mendapat perhatian dari para peternak. Tubuh dan telurnya yang kecil dengan cara hidup yang liar dianggap tidak dapat diternakan, kalau pun bisa bakal merepotkan. Bahkan banyak orang mengatakan bahwa beternak burung puyuh tidak akan memberikan keuntungan. Tetapi setelah pemerintah mencanangkan puyuh sebagai salah satu ternak alternative penunjang peningkatan penyediaan protein hewani untuk masyarakat, barulah puyuh terangkat namanya. Ditilik dari produksinya, sebenarnya produksi telur puyuh ini cukup banyak, bahkan dibandingkan jenis burung lainnya, Burung puyuh menemmpati ranking pertama, dalam satu tahunnya burung ini mampu menghasilkan 250 sampai 300 butir telur. Nilai gizi telur dan daging puyuh juga tidak kalah dengan telur dan daging unggas lainnya, sehingga dengan tersedianya daging dan telur puyuh dipasaran dapat menambah variasi dalam penyediaan sumber protein hewani dan tentu saja konsumen memilki lebih banyak pilihan. 

JENIS-JENIS BURUNG PUYUH.

 Pada saat ini kita baru mengenal beberapa jenis burung puyuh yang dipelihara untuk diambil telur maupun dagingnya. Sebenarnya banyak jenis puyuh yang tersebar di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Tetapi tidak semua burung puyuh tersebut dapat dimanfaatkan sebagai penghasil pangan. Ada beberapa jenis diantaranya yang mempunyai warna bulu indah, tidak kalah menariknya dengan dengan burung hias lainnya, tapi sayang produksi telurnya rendah. Adapun bagi peternak puyuh yang menginginkan produksi telurnya banyak, dapat memilih jenis puyuh yang diternakan seperti Coturnix cotournix japonica Puyuh termasuk family Phasianidae dan sub ordo Galliformes. Dibanding dengan burung puyuh lainnya, jenis dapat menghasilkan telur sebanyak 250-300 butir per ekor/tahun. Betinanya mulai bertelur pada saat berumur 35 hari, sehingga tak heran apabila banyak orang memelihara jenis puyuh ini untuk diternakan. 

SKALA USAHA DAN PROGRAM PEMELIHARAAN. 

Seperti halnya beternak hewan lain yang dilakukan secara intensif, maka dalam beternak puyuh pun perlu ada program pemeliharaan dan tata laksana yang baik. Untuk mendapatkan hasil yang optimal dan memberikan keuntungan. Program pemeliharaan dan tata laksana perlu dilakukan dengan benar dan teratur sejak penetasan telur, pemeliharaan anak-anak puyuh, sampai puyuh-puyuh tersebut diafkir. Program pemeliharaan yang dimaksud disini adalah garis besar pelaksanaan yang mutlak harus dilaksanakan secara berurutan, teratur pada waktu tertentu. Program pemeliharaan dibedakan menurut skala usaha yang akan dilaksanakan. Yaitu skala usaha besar, menengah atau usaha kecil. Adapun urutan program pelaksanaan tersebut adalah sebagi berikut: Skala Usaha besar. Pengusaha ternak puyuh dalam skala besar biasanya melakukan hampir seluruh kegiatan pemeliharaan. Dari penetasan, pemeliharaan puyuh anakan, pemeliharaan puyuh pembibit dan petelur atau pedaging. Untuk itu akan diterangakn secara singkat. a. Penetasan telur. Biasanya pengusaha ternak puyuh skala besar mengusahakan pengadaan anakan puyuh sendiri. Untuk melakukan penetasan telur yang dibutuhkan, mesin tetas yang mampu memuat telur dalam jumlah ratusan, karena itu yang pertama kali disediakan adalah mesin tetas besar. b. Pemeliharaan puyuh anakan umur starter. Untuk menampung dan memelihara puyuh anakan yang baru menetas diperlukan kandang anakan/ indukan. Pemeliharaan puyuh yang berumur 1 hari sampai 3 minggu ini dilakukan pada kandang khusus untuk puyuh umur starter. Pemeliharaan harus dipisahkan dari puyuh yang dapat mengakibatkan cacat, bahkan kematian bagi anak puyuh tersebut. Banyaknya kandang Indukan disesuaikan dengan jumlah puyuh anakan yang berhasil ditetaskan. Biasanya waktu puyuh anakan berumur 1-10 hari, satu meter persegi kandang indukan cukup untuk menampung 100 ekor anakan. Tetapi setelah lewat 10 hari satu meter persegi hanya untuk 60 ekor anakan puyuh. c. Pemeliharaan umur Grower. Pemeliharaan puyuh berumur 3-6 minggu ini dilakukan dalam kandang khusus untuk puyuh-puyuh umur grower. Pada usia ini antar puyuh jantan dan betina dipisahkan atau tidak tergantung kepada tujuan pemeliharaan. Apakah puyuh dipelihara untuk pembibit, petelur atau pedaging. Bila puyuh pembibit yang dipilih, maka dalam satu kandang dicampurkan antara puyuh jantan dan puyuh betina, dengan perbandinagn1:3 dan kandang yang digunakan adalah kandang untuk jenis pembibit. Akan tetapi bila yang dipilih adalah pemeliharaan puyuh petelur maka dalam satu kandang petelur hanya dihuni puyuh betina saja didalam kandang petelur, Sedangkan kalau usaha puyuh pedaging yang akan digeluti, dalam satu kandang dapat berisi puyuh jantan dan betina. Kandang yang digunakan untuk keperluan ini mirip kandang petelur. d. Pemeliharaan puyuh umur layer Pemeliharaan puyuh yang berumur lebih dari 6 minggu ini dilakukan dalam kandang grower. Pemeliharaan pada waktu ini adalah saat kita mulai memetik hasil. Bila puyuh pembibit dan petelur yang dilakukan maka puyuh puyuh betina itu sudah waktunya bertelur dan puyuh puyuh pedaging sudah bisa di potong untuk di jual dagingnya. Hanya yang perlu dicatat untuk pembuatan kandang skala usaha besar sebaiknya tidak dalam ukuran besar sekaligus tetapi dalam ukuran sedang (lihat bab perkandangan) yang di satukan dalam kandang besar. Dengan demikian pemeliharaan lebih mudah dilakukan dan puyuh-puyuh tidak saling berkelahi karena populasi yang terlalu besar.

No comments:

Post a Comment